Friday, July 14, 2006

Kearifan yang telah terbang tinggi........

pagi ini secara tak sengaja aku mengengar si kecil ninda anak pak kosku menyanyikan lagu hit terbaru Ratu "lelaki buaya darat". karena keterbatasan sensornya mungkin dia hanya bisa terus mengulang bagian reffnya " lelaki buaya darat....Busyet...aku tertipu lagi..." dia menirukan nyanyian itu dari replika HaPe Nokia 6600 yang dibelikan bapaknya dipasar....

Pagi itu aku sedang mandi dan Ninda sedang bermain dengan ibunya dan adeknya Zidan....setelah mendengar itu bayanganku terbang ke masa kecilku dulu....

masa kecil yang penuh keceriaan bersama teman-temanku kala itu...........

meskipun dengan keterbatasan alat main tapi kala itu kami bermain dan bernyanyi bersama dengan senangnya.....

sebuah nyanyian yang akrab ditelingaku kala itu adalah nyanyian dolanan jawa yang seperti gundul pacul, jaran bei, lir ilir dan yang lain-lain......

alat maen kami kala itu hanya sebuah ketepel, gasing dari kayu pete, kaleng bekas, tanah liat, dan tutup botol yang biasa kami sebut kempyeng dan bermaing layang-layang yang bahanya bukan dari kertas tapi dari plastik sisa dari karung pupuk dan untuk lemnya kami rekatkan dengan obat nyamuk yang menyala......

bahan maenan itu kami cari disekitar rumah dan kami buat sendiri sesuai dengan maksud dan fungsi dari mainan itu........

waktu terus berjalan......masa pun terus berganti....

Dan sekarang anak-anak lebih senang bermain dengan Play Station, Tamiya, atau lebih gampangnya ngajak orang tua ke Game Zone......

Tak sengaja aku meneteskan air mata........."kemanakah suasana kecilku dulu yang penuh dengan improvisasi untuk mendapatkan sebuah maenan yang menurut subyektifitasku kala itu sangat perfect dan bisa dihandalkan memberikan kebahagian?" dan "kemanakah nyanyian dolanan kala itu yang sangat mudah ku hapal dan nyanyikan meskipun untuk mengeti maknanya aku sangat terlambat tapi aku tidak menyesal karena ternyata nyanyianku kala itu sarat dengan makna dan kearifan?"

Oh benarkah kau telah terbang sekarang......?

Tegahkah kau membiarkan anak-anak sekarang menikmati sesuatu yang terlihat indah, simpel tetapi melenakan itu...?

kuingin kau turun lagi dan membelai dengan lembut kepala mereka dan menyampaikan kearifan tanpa lilin ( yang menurut David Becker dalam Digital Fortress diartikan Kearifan yang tulus )

haruskah Tuhan untuk ikut intervensi dalam hal ini untuk menyuruhmu kembali turun ke bumi...? Kalau itu memang maumu akan kuajak jutaan orang merayu Tuhan untuk menyuruhmu kembali turun ke bumi.....

Kutunggu kamu ya.....!

No comments: