Tuesday, August 08, 2006

Cinta-Ku Terbang Tinggi


Tulisan ini berawal dari sebuah perenungan yang mendalam tentang situasi yang berkembang di Indonesia dewasa ini. Dari hasil perenungan itu penulis menganggap banyak sekali hal-hal yang telah keluar dari framework dinamika dunia yang seharusnya.

Banyak sekali kejadian-kejadian di depan mata kita yang membuat hati kita tersayat pedih, dimana banyak sekali manusia yang sudah tega menyakiti dan mendzolimi saudaranya sendiri, kompetesi sudah tidak lagi sehat, sistem pendidikan yang membingungkan, kecelakaan pesawat dan kereta dimana-mana, dan pada akhir tahun 2004 kemarin bumi Indonesia telah berduka lagi dengan adanya bencana tsunami dan gempa bumi Aceh, Sumatera Utara, Yogyakarta, banjir di sulawesi dan Kalimantan dan yang sampai sekrang masih terjadi banjir Lumpur di Porong Sidoarjo .

Fenomena diatas telah mengganggu pikiran penulis hingga berhari-hari dan penulis pun sempat bertanya pada Tuhan, Apakah semua itu merupakan Ujian atau Azab Tuhan?? dan tak lama kemuadian Tuhan pun menjawab: “Carilah sesuatu yang paling substansi dan menjadi ruh dari setiap hubungan di bumi ini”, dan hal itulah yang telah terbang dari bumi Indonesia”. Jawaban Tuhan itu menjadi tantangan penulis untuk memecahkannya, dan penulis pun berpikir keras lagi sampai akhirnya memberanikan diri untuk melakukan ijtihad pribadi bahwa penyebab itu semua karena “cinta telah terbang dari bumi Indonesia”. karena cinta adalah ruh yang harus ada dalam relasi di bumi.

Berbicara mengenai cinta, merupakan suatu hal yang sangat sulit dan penuh dengan penafsiran yang subyektif dari masing-masing kepala , dalam hal ini ini penulis juga memberanikan diri untuk mengungkapkan suyektifitas penualis ke dalam lembaran kertas sebagai penuangan aktualisasi penulis tentang cinta.

Penulis akan memulai tulisan ini dengan pamaknaan cinta, menurut penulis cinta adalah sesuatu yang bersifat materiil tak tampak oleh mata, berada dimana-mana dan menjadi ruh atau kekuatan setiap gerak dan langkah dari setiap struktur yang berada di alam ini. Dan bahkan penulis menganggap bahwa cinta itu menpunyai sebuai kekuatan yang sangat dasyat yang dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin terjadi, hal tersebut kita rasakan bila kita sedang mencintai sesuatu entah itu berupa manusia, harta benda lebih-lebih Tuhan.

Penulis menganggap dalam cinta itu ada tiga unsur penting yang menjadi simbol dari para subyek yang sedang mencinta untuk mengaktualisasikan rasa yang ada dalam dirinya kepada yang di cintai, unsur itu adalah:
1. Kepasrahan
Suatu kepasrahan akan muncul dalam setiap subyek yang sedang mencinta, dia kan menyerahkan secara total apa yang ada dalam dirinya kepada sesuatu yang di cintainya itu,
2. Kerinduan
Rasa rindu akan selalu ada dalam setiap pencinta selalu ingin selalu berjumpa dengan yang dicintainya dan hanya perjumpaan yang bias mengobati itu.
3. Keintiman
Merupakan suatu posisi dimana keduanya telah berada dalam suatu titik focus dari hakikat rasa cinta subyek yang sedang jatuh cinta.
Di dunia ada tiga subyek besar yang melakukan interaksi yang menjadi kunci keberadaan dunia yaitu, Tuhan, manusia, dan Alam. Ketiga subyek tersebut melakukan interaksi secara seimbang dan berkesinambungan sesuai dengan kodratnya masing-masing. Dan yang menjadi kunci utama atau ruh dari interaksi itu adalah cinta.

Tuhan menciptakan manusia dan alam dengan cinta-Nya yang tulus dan selalu menebarkan rasa cinta itu sampai detik ini, manusia membutuhkanTuhan dan alam demi kelangsungan hidupnya dan begitu juga dengan dengan alam. Proses yang demikian itulah yang biasanya dinamakan Sunnatullah.

Sunnatullah haruslah selalu dijaga dinamika dan keberadaannya, karena jika tidak maka akan terjadi sebuah kejadian dasyat yang ditimbulkan semua itu, hal tersebut akan berakibat buruk bagi penyebab kejadian itu atau subyek yang merusak interaksi atau sunnatullah itu.

Dalam fenomena keindonesiaan seperti yang sedang terjadi dewasa ini seakan merupakan suatu indikasi bahwa terjadi kesalahan yang sangat krusial dari ketetapan sunnahtullah yang dilakukan manusia Indonesia.

Hal tersebut telah terbukti bahwa Indonesia sekarang ini mengalami klrisis multidimensi yang sedang berada pada titik yang mengkuatirkan keberlangsungan hidup negara ini, belum lagi banyaknya gejolak alam yang seakan merupakan sikap alam yang sudah mulai bosan dengan manusia (meminjam istilah Ebiet G Ade) , Kumungkaran sudah tidak ditutupi lagi dan ngerinya lagi kemungkaran telah menjadi trademark suatu pola hidup.

Indonesia menangis hari ini setelah puluhan ribu manusia “yang belum tentu berdosa” telah menjadi korban dari reaksi alam yang mendapat rekomendasi dari Tuhan karena merasa terdzolimi juga atas tindakan beberapa gelintir manusia yang hanya mengedepankan nafsunya sendiri dan telah melakukan pengkhianatan terhadap kepasrahan sunnahtullah.

Alam Indonesia sekarang seakan tidak lagi bersahabat dengan manusia, para petani menangis kelaparan padahal sangat ironis karena dia yang telah menanam bahan pangan yang menjadi kebutuhan semua manusia.

Hidup di Indonesia seakan gersang, panas, dan membosankan. Penulis menganggap rasa itu ada karena sudah tidak ada lagi cinta yang menjadi ruh setiap interaksi subyek dunia dan itu dilakukan oleh salah satu subyeknya yaitu manusia Indonesia sendiri. Hal tersebutlah yang menurut penulis membuat Cinta terbang tinggi dari bumi Indonesia.

Akankah cinta turun lagi di bumi Indonesia ini ???? Penulis menganggap itu akan terjadi bila manusia Indonesia melakukan suatu evaluasi secara kolektif tentang dinamika yang telah terjadi agar supaya dapat melakukan tindakan lebih lanjut untuk memperbaiki hubungan dia dengan subyek lain yang berada di dunia ini. Denagan kata lain manusia Indonesia harus melakukan suatu pengakuan kepada Tuhan dan Alam tentang kesalahan yang telah ia perbuat dan mempunyai komitmen untuk memperbaikinya, dan itupun harus dilakukan secara kolektif karena itu yang membuat yakin Tuhan dan Alam mersa yakin bahwa manusia Indonesia untuk menepati komitmennya.

Tulisan diatas merupakan bentuk aktualisasi kerinduan penulis terhadap suasana dan keadaan Indonesia yang “Tata tenteram kerto raharjo gemah ripah lohjinawi” yang seakan hanya menjadi simbol belaka di bumi Indonesia ini.Wallahua’lamBishowab

Yogyakarta 9 Agustus, 2006

No comments: